KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufiq dan Hinayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mengkaji sejarah pendidikan Islam dimasa lampau.
Harapan pemakalah semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
PEMAKALAH
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR
ISI .........................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
2
C. Tujuan.................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Metode
Sejarah Pendidikan Islam ................................................. 3
B.
Kegunaan
Sejarah Pendidikan Islam ............................................. 4
C.
Periodesasi
Sejarah Pendidikan Islam ........................................... 6
BAB
III PENUTUP
A. KESIMPULAN ………..……………………………...…………
12
B. SARAN ……………………………………………...……………
13
DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................................
14
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kata sejarah berasal dari
bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa.
Dan menurut istilah berarti “keterangan yang telah terjadi dikalangannnya pada
masa yang telah lampau pada masa yang masih ada”.[1]
Dalam bahasa inggris sejarah
disebut history, yang berarti “pengalama masa lampau dari umat manusia”.
Pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang
berhubungan dengan kejadian masa silam yang yang diabadikan dalam laporan
tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas.
Dari pengertian sejarah diatas,
maka dapat dirumuskan pengertian tentang Sejarah Pendidikan Islam atau Tarikhut
Tarbiyah Islamiyah sebagai berikut:
(a) keterangan mengenai
perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu, sejak zaman lahirnya Islam
hingga masa sekarang; dan
(b) cabang ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik
dari segi konsepsi maupun segi institusi operasional sejak zaman Nabi Muhammad
SAW sampai sekarang.
Makalah ini memusatkan kajian
futuristik dan menyoroti perkembangan pendidikan pada masa lampau. Sehingga
dapat membandingkan dengan perubahan-perubahan dan menaruh harapan di abad ini
bagi pendidikan Islam di seluruh dunia, dan di Indonesia pada khususnya.
- Rumusan Masalah
1.
Bagaimana metode sejarah pendidikan Islam?
2.
Apa sajakah kegunaan mempelajari sejarah pendidikan Islam?
3.
Bagaimana periodesasi sejarah pendidikan Islam?
- Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui metode-metode sajarah pendidikan Islam
2.
Untuk mengetahui kegunaan mempelajari sejarah pendidikan Islam
3.
Untuk mengetahui urutan periodesasi sejarah pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Sejarah Pendidikan Islam
Mengenai metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat
hal-hal yang sifatnya khusus, akan tetapi berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam
penulisan sejarah. Meguasai alat-alat analisis untuk menilai kebenaran
materi-materi sumbernya, dan
perpaduan untuk mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi itu ke dalam kisah yang penuh bermakna. Sampai dengan abad 19, sarjana sejarah
umumnya mengambil tema-tema luas, dan sangat jelas bahwa metode deskriptif dan
analitif merupakan kunci dalam penyusunan
sejarah pada umumnya[2].
Mengingat bahwa objek sejarah pendidikan
Islam sangat sarat dengan nilai-nilai agamawi, fiososfi, psikologi dan
sosiologi, maka perlu menempatkan objek sasaran itu secara utuh dan mendasar.
Maka metode yang harus ditempuh pertama-tama adalah deskriptif, kemudian
komparatif dan ketiga analisis sintesis tanpa menyingkirkan nilai agama.
a)
Cara deskriptif
Dengan cara deskriptif
dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam, sebagai yang dibawa oleh Rasulullah
dalam Al-Qur’an dan Hadis, terutama yang berhubungan dengan pengertian
pendidikan, harus diuraikan sebagaimana adanya, agar dapat dipahami
makna yang terkandung dalam ajaran tersebut.
b)
Cara komparatif
Dengan cara deskriptif,
ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan
berkembang dalam kurun waktu dan tempat tertentu untuk mengetahui adanya
persamaan dan perbedaan dalam suatu masalah tertentu. Sehingga
dapat diketahui pula adanya garis yang tertentu yang menghubungkan pendidikan Islam dengan pendidikan
nasional.
c)
Cara analisis sintesis
Dengan pendekatan analisis-sintesis,
yang secara kritis membahas, meneliti istilah-istilah, pengertian-pengertian
yang diberikan oleh Islam,
sehingga diketahui adanya kelebihan dan kekhasan dalam pendidikan Islam. Dan sintesis
dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang diambil untuk mendapatkan suatu
keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulisan sejarah pendidikan Islam.
B. Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam
Secara umum, sejarah mengandung
kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia[3].
Kerena sejarah mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan
nilai-nilai baru bagi kemajuan umat manusia. kegunaan sejarah pendidikan Islam
meliputi dua aspek, yaitu:
a. Kegunaan yang bersifat umum.
Sejarah
pendidikan Islam
mempunyai kegunaan sebagai faktor keteladanan. Maka umat Islam dapat meneladani proses
pendidikan Islam
semenjak zaman kerasulan Nabi
Muhammad, sahabat dan
ulama. Proses pendidikan Islam
pada hakikatnya merupakan manifestasi dari pemikiran mereka tentang konsepsi Islam di bidang pendidikan
baik secara teoritis maupun prakteknya.
b. Kegunaan yang bersifat akademis.
Kegunaan sejarah pendidikan Islam
bukan hanya memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan (teori dan
praktek) namun juga untuk menumbuhkan perspektif baru dalam rangka mencari
relevansi pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan
ilmu teknologi dalam dunia Islam.
Contoh konkritnya adalah
seiring dengan kemajuan teknologi saat ini maka diciptakan Al-Qur’an elektronik
yang memudahkan kita untuk belajar tata cara membaca Al-Qur’an yang baik dan
benar. Dan juga aplikasi Al-Qur’an yang dapat kita peroleh dengan mudah di
ponsel kita, sehingga tidak perlu repot lagi membawa kitab Al-Qur’an saat akan
bepergian.
C. Periodesasi Sejarah Pendidikan Islam
Pada hakikatnya, sejarah pendidikan Islam
tidak terlepas dari sejarah peradaban Islam
itu sendiri[4].
Secara garis besar, sejarah Islam
dibagi dalam tiga periode[5],
yaitu:
a. Periode klasik (650 – 1250 M)
Adalah
masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam
ke luar semenanjung Arab. Pendidikan Islam mengalami kemajuan yang pesat hingga
mampu keluar dari semenanjung arab. Bangsa Islam menjadi bangsa yang disegani
di zaman ini karena ilmu-ilmu yang di bawa dan dikembangkannya.
b. Periode pertengahan (1250 – 1800 M)
Adalah
masa dimana kekuatan politik dan militer mulai menurun. Perdagangan dan
perekonomian umat Islam
jatuh karena hilangnya monopoli dagang antara bangsa timur dengan bangsa barat.
ilmu pengetahuan di dunia Islam
mengalami stagnasi. Dunia Islam
dalam keadaan mundur dan statis.
Karena hal tersebut, maka pendidikan Islam juga mengalami stagnasi, di masa
ini kepentingan bertahan hidup lebih diutamakan dari pada pendidikan.
c. Periode modern (1800 M - sekarang)
Merupakan zaman kebangkitan Islam, dengan adanya ekspedisi Napoleon di
Mesir yang membuka mata dunia Islam akan kemunduran pendidikan Islam dibanding dengan
kemajuan pendidikan bangsa Barat. pemuka-pemuka Islam mengeluarkan
pemikiran-pemikiran baru dan mencari cara untuk mengembalikan kemajuan Islam
melalui pembaharuan pendidikannya.
Perincian
ketiga periodesasi itu dapat di bagi ke dalam lima masa, yaitu:
a. Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M)
Dengan
wahyu yang diterima Rasulullah,
beliau menggalakkan umatnya untuk saling ajar-mengajar satu sama lain.
menjanjikan mereka pahala yang besar. Dengan kata lain, aktivitas pendidikan
pada awal kebangitan Islam digerakkan
oleh iman dan komitmen yang kuat.
Sehingga ilmu yang
sangat mendasar menjadi tumpuan pembahasan adalah al-qur’an dan sunnah, diikuti
dengan ilmu tafsir, qiraat, fikh, qada (kehakiman), faraid, dan ilmu hadis
b. Masa Al-Khulafa Al-Rasyidin (632-661 M)
Sahabat
nabi banyak yang tersebar keseluruh pelosok dunia untuk mengajarkan ilmu-ilmu
yang mereka miliki.
Peristiwa ilmiah
penting di zaman ini adalah:
a) Kodifikasi Al-Qur’an karena
dikhawatirkan penghafal-penghafal Al-Qur’an nanti akan
meninggal dunia dan hilanglah Al-Qur’an bersama mereka
b) Pengumpulan semua hal yang diriwayatkan Rasulullah SAW. baik perkataan,
perbuatan, ataupun keputusan agar tidak hilang dan dipalsukan orang.
c) Para ulama mempelopori usaha penafsiran Al-Qur’an ketika ternyata
rasa seni sastra arab di kalangan orang-orang yang baru masuk Islam mulai melemah.
c. Masa kekuasaan Umawiyah (661-750 M)
Peristiwa
penting sebagai ciri-ciri utama perkembangan ilmiah di zaman ini diantaranya
adalah[6]:
a) Ilmu tafsir berkembang pesat dan semakin
penting karena bertambah luasnya kawasan negara Islam dan melemahnya rasa seni
sastra arab karena banyaknya muallaf.
b) Perhatian kepada ilmu hadis dengan
meriwayatkan dan mencatatnya karena sangat diperlukan dalam menafsirkan
berbagai ayat Al-Qur’an dan kekhawatiran
akan hilangnya hadis tersebut bersamaan meninggalnya para sahabat
c) Hal yang sama juga berlaku pada ilmu
syariah lain, karena meluasnya negara dan timbul banyak persoalan yang harus
diselesaikan dari segi pandangan Islam.
d) Ilmu kalam juga menempati posisi penting
di zaman ini karena banyak timbul perdebatan mengenai akidah agama dan
perbedaan-perbedaan mazhab.
e) Perhatian besar kepada sirah Nabi, begitu juga
tentang sejarah perang, sejarah penaklukan berbagai daerah, dan silsilah
keturunan orang Arab.
f) Periwayatan bahasa Arab asli, pengumpulan
syair dan pepatah Arab.
g) Kebangkitan sastra Arab dalam bidang syair,
khitabah, dan seni prosa. Syair pada zaman ini terlalu dipengaruhi oleh agama
dan politik. Juga muncul syair ghasal dalam dua bentuknya: hissi
dan ‘uzri[7].
h) Berkembangnya ilmu tatalaksana
pemerintahan yang menyebabkan didirikannya kantor-kantor yang mengurus
aktivitas itu. Ada yang mengurus surat-menyurat pemerintah yang sifatnya prosa
dan belum dikenal orang sebelumnya.
i)
Zaman
ini juga menyaksikan gerakan penterjemahan ilmu-ilmu dari bahasa lain ke bahasa
Arab, tetapi terbatas
pada ilmu kimia, kedokteran, falak, tatalaksana, dan seni bangunan. Pelopornya
adalah Khalid bin Yazid, cucu dari Muawiyah. Dan dia diberi
gelar filosof dinasti Umawiyah.
j)
Percampuran
seni peninggalan Persi
dan Romawi terutama dalam
ukiran, gambar,bangunan, dan dekorasi sesuai ajaran Islam. Bisa dikatakan seni Islam pada zaman ini adalah
kesinambungan dari seni Bizantium
dan Persi yang diIslamkan.
k) Diantara jasa kerajaan Umawiyah di bidang
pendidikan adalah menekankan ciri ilmiah pada masjid agar menjadi pusat
perkembangan ilmiah dalam tahap perguruan tinggi.
d. Masa kekuasaan Abbasiyah (750-1250 M)
Di
zaman Abasiyah ini timbul
keprihatinan para ulama dan filosof sehingga mereka membuat klasifkasi ilmu.
Yaitu:
a) Pengetahuan agama dan syari’ah
b) Ilmu-ilmu bahasa dan sastra
c) Ilmu-ilmu sejarah dan sosial
d) Ilmu-ilmu falsafah, logika, debat dan
diskusi
e) Ilmu-ilmu pasti
f) Ilmu alam dan eksperimental
g) Ilmu-ilmu terapan dan praktis
e. Masa jatuhnya kekuasaan khalifah (1250 M) sampai sekarang
Di
masa ini, Islam
tidak lagi mempunyai khalifah secara formil yang diakui oleh semua umat sebagai
lambang persatuan. Hal ini berlaku sampai kerajaan Usmani mengangkat
khalifah baru di Istanbul.
Pengaruh
tarikat-tarikat bertambah mendalam dan meluas di dunia Islam. Pendapat bahwa
pintu ijtihad telah tertutup diterima secara umum. Antara empat mazhab terdapat
suasana damai, dan di madrasah-madrasah diajarkan empat mazhab tersebut. Hingga Islam mengalami fase
kejayaan sekaligus kemunduran oleh tiga kerajaan besar.
Ekspedisi napoleon di Mesir yang membuka mata
dunia Islam bahwa Islam tertinggal jauh oleh
bangsa Barat. dengan strategi
hebat yang diperkenalkan Napoleon
untuk menghancurkan Mesir
dalam waktu singkat yaitu:
a) Tidak hanya membawa tentara. Tetapi juga
para ilmuan di berbagai bidang
b) Mengikutsertakan orientalis untuk menerjemahkan
perintah dan maklumat Napoleon
ke dalam bahasa Arab
c) Menegenalkan suat kabar dalam bahasa
dalam bahasa Arab,
Latin dan Yunani
d) Mendirikan perpustakaan besar yang
memiliki koleksi buku yang lengkap dari Eropa
dan buku-buku agama dalam bahasa Arab,
Persia dan Turki.
Cendikiawan
Islam sangat terkesan dengan budaya barat yang sangat modern. Dan tersadar
bahwa umat Islam
telah jauh tertinggal oleh bangsa Eropa.
Dan timbul hasrat untuk maju kembali. Namun dari hal itu juga Islam dikalahkan oleh Napoleon dalam waktu
yang singkat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari penelusuran sejarah
perkembangan pendidikan Islam dapat disimpulkan bahwa menanjak atau anjloknya
peradaban Islam dan kebangkitan ilmiah di dunia Islam pada waktu itu disebabkan
oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:
1.
Kesinambungan
semangat keagamaan yang kuat dikalangan umat Islam yang mendorong mereka memberi perhatian
penuh pada hal-hal yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an.
2.
Toleransi
agama dan pemikiran yang membebaskan semua orang untuk menyatakan akidah dan
pemikirannya dengan perkataan dan perbuatan. Begitu juga kebebasan ilmiah
kepada semua ilmuan untuk berusaha menghasilkan ilmu yang bermanfaat.
3.
Para
ulama dan ilmuan di zaman ini berusaha sebanyak mungkin membuat kontak dengan
ulama dan ilmuan lain. Ukuran
kematangan seorang ulama diukur menurut banyaknya ulama dan ilmuwan terkenal
yang pernah mereka berguru kepadanya.
4.
Kemajuan
Islam di berbagai bidang
membuat sebagian mereka mampu memusatkan perhatian pada bidang ilmiah tanpa
harus bersusah-susah dalam mencari rejeki karena hidup dengan kejayaan.
5.
Gerakan
terjemah ke dalam bahasa Arab
dari berbagai bahasa seperti Yunani,
Persi, Hindu dan lainnnya yang
berjalan selama 150 tahun, semua ilmu yang pernah ditulis orang dalam berbagai
bahasa sampai saat itu semuanya sudah ada dalam bahasa Arab. Sehingga bahasa Arab menjadi bahasa
ilmiah yang harus dipelajari untuk mempelajari ilmu apa saja.
B. SARAN
Dengan kita mengkaji dan mempelajari
sejarah pendidikan Islam, maka kita harus mengetahui materi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik dari
segi konsepsi maupun segi institusi operasional sejak zaman Nabi Muhammad SAW
sampai sekarang.
Sehingga dapat membandingkan
dengan perubahan-perubahan dan menaruh harapan di abad ini bagi pendidikan
Islam di seluruh dunia, dan di Indonesia pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. W. Poespoprodjo, L.Ph. SS, Jejak-Jejak Sejarah 1908-1926:
Terbentuknya Suatu Pola, CV. Remaja Karya, Bandung, 1984.
H. Munawar Cholil, Kelengkapan
Tarih Nabi Muhammad SAW, Bulan Bintang, Jakarta, 1969.
Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1992.
Dr. Harun Nasution, Pembaharuan
Dalam Islam; Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1975.
Prof. Dr. Hasan Langgung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21,
Pustaka Al Husna, Jakarta, 1988.
[2] W.
Poespoprodjo, Jejak-Jejak Sejarah 1908-1926: Terbentuknya Suatu Pola,
Bandung: CV. Remaja Karya, 1984, 3.
[5] Harun Nasution, Pembaharuan
Dalam Islam; Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, 11.
[7] Ghazal hissi adalah
syair yang memuji kecantikan jasmani, sedangkan ghazal ‘uzri menyatakan
kecantikan rohani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar