Kamis, 09 Juni 2016

dampak dari implementasi pengembangan kurikulum PAI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kurikulum adalah seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Departemen Agama dalam “Kendali Mutu Pendidikan”, menerangkan kurikulum pendidikan agama Islam adalah seperangkat kurikulum yang disusun berdasarkan pokok-pokok ajaran Islam. (Departemen Agama, 2001: 15).
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, kurikulum PAI adalah mata pelajaran yang disusun dan dikembangkan dari ajaran-ajaran poko (dasar) yang terdapat dalam Agama Islam sehingga PAI merupakan bagian yang diajarkan dari kurikulum yang disusun di unit pendidikan tertentu. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yng menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk membentuk moral dan kepribadian peserta didik yang baik (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 2).
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirosah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.[1]
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa kurikulum PAI adalah kurikulum yang disusun berdasarkan pokok-pokok ajaran Islam sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam.


1
 
 


B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana penjelasan implementasi kurikulum PAI?
2.      Bagaimana penjelasan implementasi pengembangan kurikulum PAI?
3.      Apa dampak dari implementasi pengembangan kurikulum PAI?
C.    Tujuan
1.      Memahami penjelasan implementasi kurikulum PAI?
2.      Memahami penjelasan implementasi pengembangan kurikulum PAI?
3.      Memahami dampak dari implementasi pengembangan kurikulum PAI?
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Implementasi Kurikulum PAI
Menurut Hasan (1984: 12) ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu “karakeristik kurikulum, strategi implementasi, karakteristik penilaian, pengetahuan guru tentang kurikulum, sikap terhadap kurikulum, dan keterampilan mengarahkan.”
Sementara menurut Mars (Rusman, 2002: 22): “terdapat lima elemen yang memengaruhi implementasi kurikulum sebagai berikut: dukungan dari kepala sekolah, dukungan dari rekan sejawat guru, dukungan dari siswa, dukungan dari orang tua, dan dukungan dari dalam diri guru unsur yang utama.”
Implementasi kurikulum adalah bagian yang paling menentukan dalam siklus kurikulum. Ini karena seringkali kegagalan kebijakan pendidikan yang menyangkut kurikulum terjadi bukan karena tidak tepatnya kebijakan yang dikeluarkan, melainkan implementasinya yang tidak tepat. Oleh karena itu, sebaik apapun kurikulum dirumuskan, tentu tidak akan bermakna apapun bila implementasinya tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Banyak orang beranggapan bahwa implementasi kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan kurikulum, karenanya tidak perlu diperhatikan secara khusus. Padahal, implementasi kurikulum, terlebih sebuah kurikulum baru, memerlukan berbagai pra-kondisi baik teknis maupun non-teknis yang sangat menentukan bagi sukses atau tidaknya sebuah kurikulum. Dalam banyak kasus, implementasi kurikulum menghendaki adanya perubahan pemahaman, kemampuan dan pola hubungan di lembaga-lembaga pendidikan.
Dari pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi kegiatan adalah sebagai manifesti dari upaya untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian aktifitas pembelajaran.Implementasi kurikulum seharusnya menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih dari penguasaan materi. Dalam kaitan ini, siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran.
Komunikasi dalam pembelajaran yang multiarah seyogyianya dikembangkan sehingga pembelajaran kognitif dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa tidak hanya penguasaan materi. Selain itu, pembelajaran berpikir sebaiknya dikembangkan dengan menganalisis dan merekonstruksi sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri siswa. Oleh sebab itu, pembelajaran bukan hanya mentransfer atau memberikan informasi, namun lebih bersifat menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat berpikir kritis dan membentuk pengetahuan.
Menurut Nana Syaodih S., (2001), untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanan. Sebagus apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung kepada guru. Kurikulum yang sederhana pun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik daripada desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat, dan dedikasi gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum. Sumber daya pendidikan yang lain pun seperti sarana prasarana, dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan berdedikasi tinggi, dapat mengembangkan program, kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang inovatif.[2]
Departemen Agama RI, implementasi proses belajar mengajar pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah umum terbagi menjadi dua. Proses belajar intra kurikuler dan proses belajar mengajar ekstra kurikuler. Untuk kegiatan intra kurikuler waktu proses dua (2) jam pelajaran per minggu atau 2x40 menit dengan kurikulum yang sudah di susun oleh Departemen Agama. Sedangkan untuk pengajaran ekstra kurikuler dilakukan di luar jam sekolah atau pada jam-jam ekstra yang difasilitasi oleh sekolah. Kegiatan pengajaran jenis ini biasanya melalui organisasi esktra keagamaan yang ada di sekolah yang umum disebut ROHIS (Rohani Islam).
Menurut Mujtahid (2008: 55), untuk mencapai hasil yang maksimal peran kurikulum dapat diterapkan melalui dua model, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro kedua pendekatan tersebut digunakan untuk mengefektifkan penerapan kurikulum pendidikan agama Islam yang memiliki jangkauan visi yang luas dan terpadu (integral) berdasarkan kebutuhan dan orientasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang memiliki nuansa futuristik dan penuh dengan harapan dari semua pihak.
1)   Pendekatan Makro
Masih menurut Mujtahid (2008 : 55), Model pendekatan makro berupaya menghadirkan proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat memberikan nuansa yang berbeda dan harapan kolektif dari semua pihak.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :
a.    Merangsang pembelajaran yang unggul
b.   Merumuskan kembali tujuan kurikulum PAI
c.    Menciptakan sumber belajar unggul
d.   Mengukur kemampuan awal siswa
e.    Pembentukan performansi perilaku
f.    Menyusun evaluasi.
2)    Pendekatan Mikro
Model pendekatan mikro dalam reformulasi penerapan kurikulum pendidikan agama Islam, yaitu suatu tahapan secara praktis dan sistematis yang memperhatikan situasi dan kondisi sumber daya dukung lembaga pendidikan.
Pendekatan mikro lebih dihadapkan pada hal-hal yang bersifat fungsional, khususnya pengembangan materi, peran guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran. Ketiga komponen tersebut merupakan suatu sistem dalam pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian oleh para pelaku pendidikan. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh lembaga pendidikan untuk menerapkan kurikulum pendidikan agama Islam melalui model pendekatan mikro ini sebagai berikut:
a)   Menentukan Tujuan Materi
b)   Mengukur Kemampuan Awal Siswa dan Solusinya
c)   Pembentukan Perfomansi (perilaku)
d)  Menyusun Evaluasi
Menurut Oemar Hamalik, mengatakan bahwa implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pengembangan program mencakup program pembelajaran, program bimbingan dan konseling atau remedial.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih baik. Sementara evaluasi adalah proses penilaian yang dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum.[3]
Dalam pengimplementasian kurikulum diperlukan komitmen semua pihak yang terlibat, seperti dukungan kepala sekolah, guru dan dukungan internal dalam kelas. Peran guru dalam implementasi kurikulum di sekolah sangat menentukan sekali. Bagaimanapun baiknya sarana dan prasarana pendidikan, jika guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka impelementasi kurikulum tidak akan berhasil secara maksimal.
B.     Implementasi pengembangan kurikulum PAI
Menurut Oemar Hamalik (2008: 237) implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga membentuk dampak, baik berupa perbuahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai sikap.
Sedangakan kurikulum menurut M. Joko Susilo (2007: 77) jangka waktu pendidikan yang harus ditempati oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Jadi implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktuyalisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pealaksanaan dengan pengelolaan, sambil sementara dilaksanakan penyesuaian terhadap ortuasi lapangan dan karakteristik peserta didik , baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Pengembangan kurikulum PAI adalah suatu proses atau kegiatan yang mengaitkan satu komponen dengan komponen yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik, meliputi kegiatan penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan kurikulum PAI.
Jadi Implementasi pengembangan kurikulum PAI adalah pelaksanaan pengembangan kurikulum yang dirancang berdasarkan dalil Al-Quran dan Al-Hadis, yang bertujuan agar manusia mendapat kesejahteraan baik dunia maupun diakhirat. Berpedoman pada ruang lingkup pendidikan islam yang ingin dicapai, maka kurikulum pendidikan islam itu berorientasi pada tiga hal yaitu[4]:
a.       Tercapainya tujuan hablum minallah
b.      Tercapainya tujuan hablum minannas
c.       Tercapainya hubungan hablum minal ‘alam

C.    Dampak Implementasi Pengembangan Kurikulum PAI
Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif) sedangkan Implementasi adalah  pelaksanaan. Istilah pengembangan menunjukkan kepada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu cara yang “baru”, dimana selama kegiatan tersebut, penilaian dan penyempurnaan terhadap cara tersebut dilakukan.
Pengertian pengembangan ini berlaku juga bagi kurikulum pendidikan, karena pengembangan kurikulum juga terkait penyusunan kurikulum itu sendiri, dan pelaksanaannya pada satuan pendidikan disertai dengan evaluasi dengan intensif (Syaodih, 2004).
Dengan demikian dampak implementasi pengembangan kurikulum adalah pengaruh kuat/ apa yang terjadi  setelah pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI.
Dampak dari implementasi pengembangan kurikulum PAI adalah:
1.      Melalui Pendekatan Subjek Akademis
Berkembangnya disiplin ilmu, karena tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelititan
2.      Melalui Pendekatan Humanistik
Terwujudnya partisipasi murid dalam belajar, Pendekatan Humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide memanusiakan manusia. Penciptaan konteks yang memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar. Kegiatan belajar adalah belajar bersama, melalui berbagai bentuk aktivitas kelompok.
3.      Melalui Pendekatan Rekontruksi Sosial
Peserta didik mampu terjun kemasyarakat dengan dilandasi oleh internalisasi ajaran dan nilai-nilai Islam, yang mengandung makna bahwa setiap langkah dan tahap kegiatan yang hendak dilakukan dimasyarakat selalu dilandasi oleh niat yang suci untuk menjunjung tinggi ajaran dan nilai-nilai fundamental Islam sebagaimana yang tertuang dan terkandung dalam Al-Qur’an dan sunnah/hadis Rasulullah Saw., serta berusaha membangun kembali masyarakat atas dasar komitmen, loyalitas dan dedikasi sebagai pelaku terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam tersebut.
Karena kurikulum rekonstruksi sosial disamping menekankan isi pembelajaran atau pendidikan juga sekaligus menekankan proses pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan rekonstruksi sosial berasumsi bahawa manusia adalah sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan manusia lain, selain hidup bersama, berinteraksi dan bekerja sama.

D.    Analisis
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Juga dalam pengimplementasian pengembagan kurikulum PAI diharapkan terciptanya hablum minAllah, yaitu hubungan manusia atau lebih khususnya peserta didik dengan Allah Swt, dan juga setelah terciptanya hablum minAllah, diharapkan terciptanya hablum minannas yang baik, yaitu hubungan manusia dengan manusia yang lain, bisa diartikan sebagai interaksi sosial. Agar dalam kesehariannya peserta didik mampu berinteraksi sosial dengan baik dan dilandaskan oleh ajaran agama islam yang kuat. Setelah dianalisa dampak dari implementasi pengembangan kurikulum sangat kuat, karena pengembangan kurikulum sangat mempengaruhi perkembangan potensi peserta didik. Karena itu setelah kurikulum dikembangkan maka harus diiplementasikan agar dapat diketahui apakah kurikulum yang digunakan berhasil atau gagal, dan juga dapat diketahui dampaknya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Implementasi pengembangan kurikulum PAI adalah pelaksanaan pengembangan kurikulum yang dirancang berdasarkan dalil Al-Quran dan Al-Hadis, yang bertujuan agar manusia mendapat kesejahteraan baik dunia maupun diakhirat. dengan adanya implementasi pengembangan kurikulum diharapkan tercapainya tujuan hablum minAllah, hablum minnas, dan juga hablum min ‘alam.
Dampak/ apa yang terjadi setelah dilaksanakannya pengembangan kurikulum PAI adalah antara lain:
Berkembangnya disiplin ilmu, terciptanya partisipasi murid dan juga Peserta didik mampu terjun kemasyarakat dengan dilandasi oleh internalisasi ajaran dan nilai-nilai Islam, yang mengandung makna bahwa setiap langkah dan tahap kegiatan yang hendak dilakukan dimasyarakat selalu dilandasi oleh niat yang suci untuk menjunjung tinggi ajaran dan nilai-nilai fundamental Islam sebagaimana yang tertuang dan terkandung dalam Al-Qur’an dan sunnah/hadis Rasulullah Saw., serta berusaha membangun kembali masyarakat atas dasar komitmen, loyalitas dan dedikasi sebagai pelaku terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam tersebut.

B.     Saran
Dari beberapa materi yang telah dipaparkan dalam pembahasan, penulis menyarankan agar makalah ini lebih dilengkapi dan disempurkan dari apa-apa yang belum ada didalamnya. Dan semoga bermanfaat bagi penulisnya khususnya dan pembaca umumnya.




Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009.
Rusman. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. 2008.
Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2012.



     [1] Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) h.34.
     [2] Rusman. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. 2008. H 75.
     [3] Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2009), H 238.
     [4] Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam . . . , 49

1 komentar:

  1. Poker Room Tickets - Las Vegas - JetXtra
    Free ticketing of poker rooms at JetXtra Casino and Hotel on 포천 출장마사지 Dec 09, 2021. 논산 출장안마 Use it to view 거제 출장안마 upcoming events, 강릉 출장안마 track your schedule, and see what you need to know.Jan 18, 2022Gabby 제천 출장샵 BrooksJan 18, 2022Chilemo BrooksJan 18, 2022Gabby Brooks

    BalasHapus

KARUNIA ITU BERNAMA AKAL YANG KREATIF

A.     PENDAHULUAN Pola berfikir manusia bermacam-macam. Ada yang biasa berfikir kreatif dan konstruktif, dan ada ju...