Senin, 20 Juni 2016

KARUNIA ITU BERNAMA AKAL YANG KREATIF







A.    PENDAHULUAN
Pola berfikir manusia bermacam-macam. Ada yang biasa berfikir kreatif dan konstruktif, dan ada juga yang terbiasa dengan pola destriktif. Disamping itu ada yang memiliki pemikiran mendalam, ada juga yang berpikir dangkal. Pada dasarnya, perbedaan dalam cara berpikir tersebut merupakan perbedaan dalam hal seberapa besar perhatian seseorang dalam optimalisasi daya intelektual tubu dan mentalnya.
Diantara berbagai jenis kemampuan berpikir diatas, kemampuan berpikir kreatiflah yang mampu mengantarkan manusia pada peradaban modern, menanggulangi berbagai penyakit, melesatkan teknologi ruang angkasa, melakukan investigasi tentang kemungkinan adanya kehidupan lain selain di planet bumi, serta menciptakan alat-alat yang rumit untuk menegtahui inti atom sekaligus memahami rahasia-rahasiaNya.
Pada tingkatan individual, kemampuan berpikir kreatif menciptakan peluang pengembangan kepribadian melalui upaya meningkatkan kemampuan konsentrasi, meningkatkan kecerdasan intelektual, meningkatkan kepercayaan kepada diri sendiri dan orang lain, memahami kepribadian, meningkatkan pengertian, memahami kekurangan yang ada pada pribadi tertentu sekaligus menentukan solusianya, serta menguasai teknik mempengaruhi orang lain dengan baik sekaligus meninggalkan kesan yang baik sejak pertemuan pertama.
Berpikir kreatif adalah kenisacayaan bagi manusia. Kebutuhan untuk berpikir kreatif itu tidak terbatas pada masalah-masalah rumit sebagaimana diyakini oleh sebagian kalangan, tetapi juga merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir kreatif dapat mencegah seseorang mengeluarkan harta untuk hal-hal yang tidak wajar serta mencegah seseorang terjerumus dalam masalah yang berkepanjangan, pertengkaran, dan perseteruan dengan orang lain.
Pemikiran yang kreatif dan konstruktif adalah pemikiran yang membebaskan diri dari belenggu imajinasi, dan dalam waktu yang bersamaan membuat berfikir logis. Pemikiran seperti itu merupakan gabungan filsafat yang memberi manusia daya pemikiran dengan persepsi filosofis yang mengilhami pikiran-pikiran yang kreatif dan konstruktif tersebut.
Pemikiran kreatif berbeda dengan pemikiran filosofis. Bagaimanapun, misi utama filsafat adalah merangsang rasio dan mendorong akal untuk berpikir, bukan mentransfer kandungan pengetahuan yang konstan dari generasi ke generasi berikutnya sehingga muncul pengembangan atau hasil yang lebih kreatif lagi.
B.     PEMBAHASAN
Dari segi penekananya, (Rodhe, 1961) kreativitas dapat didefinisikan ke dalam 4 jenis dimensi sebagai Four P’s Of Creativity yaitu dimensi person, process, press dan product. Definisi kreativitas darri dimensi person seperti dikemukakan oleh Guilford (1950): creativity revers to the abilitiestaht are characteristics of creative people. Definisi kreativitas yang menekankan process seperti yang diajukan Munandar (1982): ceativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in origiality of thinking. Dari dimensi press, Amabile (1983) mengemukakan bahwa: creativity can be regarded as the quality of product as respons judgesto be creative by the appropriate observes. Definisi kreativitas dari dimensi product sebagaimana dikemukakan oleh Baron (1976) bahwa: creativity is the ability to bring something new into existence.
Utami Munandar (1982) dalam uraiannya tentang pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, memecahkan atau menjawab masalah dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. Ketiga tekanan kemampuan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.
2.      Kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas,ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
3.      Kemampuan yang secara operasional mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Masih banyak definisi dan pandangan mengenai kreativitas, namun pada dasarnya terdapat persamaan antara definisi-definisi tersebut. Dari beberapa uraian definisi diatas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang  baru,baik berupa gagasan maupun karya nyata.
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam ketrampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka. Pendidik terutama oranng tua perlu menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan ketrampilan kreatif anak, serta menyediakan sarana dan prasarana. Disamping perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu ada motivasi intrinsik pada anak. Minat anak untuk melakukan sesuatu harus tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Dacey telah melakukan penelitian di inggris terhadap kehidupan keluarga yang berbeda dari keluarga biasa. Dari keluarga yang menjadi sampel penelitian ini, sebagian dipilih karena salah satu dari orang tuatermasuk lima persen paling atas adalam kinerja kreatif dalam profesinya berdasarkan penilaian anggota profesi tersebut. Sebagian lainnya dilibatkan dalam sampel penelitian karena salah satu anak remaja dari keluarga tersebut dinilai sebagai paing kreatif (lima persen paling atas) oleh staf pengajar yang mampu mengetahui. Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi (S. Dacey, 1983) dirangkum oleh Utami Munandar (2012) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang dalam suatu keluarga ada 16 faktor. Yaitu faktor genetis dan ingkungan, atuan perilaku, tes kreativitas sebagai prediktor prestasi kreatif remaja, masa kritis, humor, ciri-ciri menonjol lainnya, kondiri perumahan, pengakuan dan penguatan pada usia dini, gaya hidup orang tua, trauma, dampak dari sekolah, kerja keras, dominasi lateral, perbedaan jennis kelamin, penilaian orang tua mengenai kreativitas anak, jumlah koleksi. Dalam keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga yang biasa. Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam hidup mereka. Humor juga merupakan ciri yang sering tampil dalam keluarga kreatif. Lebih dari setengah remaja tinggi kreatifnya dari pada keluarga dimana salah seorang dari orang tuanya dinilai sebagai snagat kreatif. Keluarga kreatif lebih sering pindah rumah, dan penataan rumahnya pun berbeda dari rumah pada umumnya. Orang tua menemukenali tanda-tanda kekreatifan anak sudah sejak usia dini, mereka mendorong dan memberi banyak kesempatan untuk mengembangkan bakat anak. Banyak orang tua dari keluarga kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan disamping karier mereka. Orang tua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama berpendapat bahwa peranan sekolah tidak penting dalam pengembangan kreativitas anak. Tetapi remaja kreatif cenderung untuk bekerja lebih keras daripada teman sekolah mereka. Agaknya dominasi dari belahan otak kanan (yang diasumsi dengan fungsi-fungsi kreatif) lebih kuat pada kelompok remaja yang kreatif. Dalam studi ini tidak tampak perbedaan antara jenis kelamin dalam skor kreativitas. Ternyata jumlah koleksi lebih tinggi pada remaja yang kreatif, dengan koleksi yang tidak lazim.
Beberapa penelitian di Indonesia mengenai hubungan antara latar belakang keluarga, tingkat pendidikan orang  tua, nilai-nilai yang dipentingkan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak, baik pada jenjang pendidikan dasar (Utami Munandar, 1997) maupun pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Dedi Supriadi, 1994) pada umumnya memperkuat teori dan hasil penelitian di luar negeri mengenai faktor-faktor penentu dalam memupuk dan meningkatkan bakat dan kinerja kreatif anak. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan kreativitas anak. Penting pula peranan kelompok orang  tua anak berbakat sebagai pendukung programm anak berbakat disekolah, misalnya dalam mencari mentor, mambantu pelaksanaan program anak berbakat, dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian tertentu.
Perlu diketahui oleh setiap orang  tua bahwa sekolah berfungsi sebagai pelengkap dalam membantu perkembangan belajar anak. Semua anak disekolah memerlukan guru yang baik, tidak hanya anak berbakat. Guru menentukan tujuan dan sasaran belajar, membantu pembentukan nilai pada anak (nilai hidup, nilai moral dan nila sosial), memilih pengalaman belajar, menentukan metode atau srategi mengajar, dan yang paling penting, menjadi model perilaku bagi siswa. Bagaimanapun, tidek semua guru dapat mengajar siswa berbakat. Mandell dan Fiscus (dikutip Sick, 1987) melaporkan hasil penelitian bahwa siswa berbakat dapat bereaksi dengan kemarahan, kebencian, atau kesebalan jika guru menekan mereka.
Karakteristik guru anak berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis, profesional, dan pribadi. karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa dikelas. Guru anak berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demkratis, serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran. Karaktersitik profesional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berkabat, ketrampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologi siswa berbakat. Karakteristik pribadi meliputi empati, toleransi terhadap ketaksaan (ambiguity), kesejatian, aktualisasi diri, dan antisiasme (semangat). Persiapan guru anak berbakat dapat melaui program bergelar atau program pelatihan dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah pelatihan jangka pendek. Saran Gallagher  dan Renzulli (Utami Munandar, 2012) berguna untuk merencanakan pelatihan efektif bagi guru. Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dan dan mentor narasumber yang dipilih oleh sekolah. orang tua dapat membantu penyelenggaraan program anak berbakat disekolah. Karena memang perlu relasi harmonis antara guru dengan orang tua karena orang tualah yang paling tahu kekuatan dan kelemahan perilaku karakteristik anaknya. Geraldine (dikutip Tim Pustaka Familia, 2006) menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Adakan waktu minimal satu kali dalam satu semester datang kesekolah dan bertemu guru wali keas. Jangan diwakilkan, karena orang tua perlu mendalami bagaimana proses belajar di sekolah dan stimulasi mana yang perlu diberikan olah orang tua agar anak merasa senang belajar. Melaui diskusi dan temu muka dengan guru dan orang tua dapat menjalin relasi yang baik dan harmonis.
2.      Relasi ini akan mencerminkan persepsi bagaimanakah karakteritik guru bagi anak sekolah. Tidak jarang ada orang tua yang menuding bahwa guruny agalak, cuek, dan tidak bisa mengajar. Impresi ini akan lenyap setelah tumbuh relasi harmonis antara guru dan orang tua lyang dijalin oleh sekolah.
3.      Hadiri setiap undangan dari kepala sekolah. sikap proaktif akan lebih menguntungkan dari pada sikap menolak. Orang tua akan belajar berbagai situasi nyata, belajar kenal anak orang lain, belajar memperkaya intuisi tentang kemampuan pembelajaran dan metode mengajar di sekolah.
4.      Kerja sama dalam bentuk relasi guru dan orang tua akan memberi sumbangsih edukatif bila anak sedang stress atau phobia sekolah.
Sejauh mana guru dapat mengajar kreativitas? Ditinjau dari model Amabile (1989) kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antara tiga komponen. Dari tiga komponen ini, ketrampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula ketrampilan berfikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsik tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas yang menunjang kreativitas.
Pendapat dan gagasan beberapa pakar Indonesia mengenai kaitan dan peranan faktor-faktor sosial-budaya dengan pengembangan kreativitas angota mayarakat menunjukkan kesamaan dengan temuan pakar dan peneliti di luar negeri sehubungan dengan kondisi sosial-budaya yang menunjang atau menghambat kreativitas bangsa. Faktor penentu yang dimaksud melalui adanya interaksi adanya dua gerak psikologis, yaitu pengendalian konservatif dan tantangan menghadapi pembaharuan, perkembangan teknologi tingkat tingggi yang digunakan secara efektif , keterbukaan terhadap rangsangan budaya baru, adanya kebebasan untuk ungkapan kreatif dan komunikasi, dan keterpaduan kebudayaan Indonesia yang baru dengan kebudayaan dunia yang sedang tumbuh. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak dapat terwujud melalui berbagai bentuk kerja sama. anak kreatif dan berbakat dapat mengunjugi beberapa tempat tempat kerja bisnis dan organsasi, dan memperoleh pelatihan disana. Pemimpin perusahaan, tokoh masyarakat yang memiliki keahlian atau ketrampilan dalam bidang tertentu dapat memberi ceramah atau pelatihan disekolah. Bisnis atau perusahaan dapat membantu seleksi siswa yang akan diberi beasisiwa, atau yang akan bekerja di perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Atau perusahaan dapat membiayai penelitian yang dilakukan siswa mengenai berbagai masalah dalam masyarakat, sehingga dapat melatih ketrampilan penelitian dan mendekatkan siswa berbakat terhadap masalah nyata kehidupan.
Akhir-akhir ini main tampak peran serta masyarakat untuk memupuk kreativitas siswa dalam berbagai bidang dengan menyelenggarakan kursus, pelatihan, sanggar, dan sebagainya. Namun masil perlu lebih digalakkan ialah kerja sama tiga lingkungan pendidikan (sekolah, keluarga dan masyarakat) dalam pengadaan berbagai alternatif program pendidikan anak kreatif.
C.     PENUTUP
Anak kreatif dan berbakat mempunyai kebutukan dan masalah khusus, mereka dapat memberi sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat bila mendapat pembinaan yang tepat untuk mengembangkan kreativitas, kemampuan dan bakat secara utuh dan optimal. Jika tidak, mereka akan menjadi underachiever (seseorang yang kinerjanya dibawah kemapuannya). Hal ini tidak hanya merugikan perkembangan dirinya saja, tetapi juga merugikan masyarakat yang kehilangan bibit ungul untuk pembangunan negara.
Oleh karena itu, kreativitas merupakan hal esensial untuk pertumbuhan dan keberhasilan pribadi, dan sangat vital untuk pembangunan Indonesia. sehingga kebutuhan akan pengembangan bakat dan kreativitas dirasa sudah sangat mendesak.
Sehubungan dengan ini, kewajiban kita semualah untuk membantu memupuk talenta dan kemampuan anak, seperti juga kewajiban kita terhadapa masyarakat.






DAFTAR PUSTAKA
Familia, Tim Pustaka. 2006. Warna Warni Kecerdasan Anak Dan Pendampingannya. Jakarta: Kanisius
Buzan, Tony. 2003. The Power Of Creative Intelegence: Sepuluh Cara Jadi Orang Yang Jenius Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Supriyadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan Dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Munandar, Utami. 1977. “Creativity And Education: A Study Of The Relationship Between Measures Of Creative Thinking And A Number Of Educational Variables In Indonesia Primary An Junior Secondary Schools” Disertasi Doktor Psikologi. Jakarta: Univesitas Indonesia
Munandar, Utami. 1982. Pemanduan Anak Berbakat: Suatu Studi Penjajakan. Jakarta: Rajawali.

Kamis, 09 Juni 2016

strategi pembelajaran


Tugas UTS Metodologi PAI
Dosen Pengampu: Fatchurrohman, M.Pd.
ANA BI’AUNIKA
111-13-048
Kelas A


Strategi 41:
Learning Starts With A Question (Belajar Memulai Dengan Sebuah Pertanyaan)
Proses mempelajari sesuatu yang baru adalah lebih efektif jika peserta didik tersebut aktif, mencari pola daripada menerima saja. Satu cara menciptakan pola belajar aktif ini adalah merangsang peserta didik untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka, tanpa penjelasan dari pengajar lebih dahulu. Strategi sederhana ini merangsang siswa untuk bertanya kunci belajar.
PROSEDUR
1.      Distribusikan kepada peserta didik tentang sebuah hand-out materi pelajaran pilihan (anda boleh menggunakan satu halaman dari buku teks daripada satu hand-out). Kunci pemilihan materi adalah kebutuhan untuk merangsang pertanyaan bagi sebagian pembaca. Selebaran yang memberikan informasi luas tapi kurang detil atau penjelasan yang dibatasi sangatlah sesuai. Sebuah grafik atau diagram yang menarik dan menggambarkan beberapa disiplin ilmu merupakan pilihan yang baik. Teks yang terbuka untuk interpretasi juga pilihan yang baik. Dengan harapan untuk menimbulkan rasa ingin tahu.
2.      Suruhlah peserta didik mempelajari selebaran tersebut dengan seorang teman. Mintalah pasangan tersebut membuat pengertian hand-out sebanyak mungkin dan identifikasi apa yang tidak mereka mengerti. Dengan memberi tanda dokumen dengan pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang tidak mereka mengerti, doronglah peserta didik memasukkan tanda tanya sebanyak mungkin yang mereka harapkan. Jika waktu mengizinkan, bentuklah pasangan kedalam kwartet dan berikan waktu kepada masing-masing untuk saling membantu. Seorang pengajar fisika, misalnya membagikan diagram yang menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi kinetik dengan menampilkan seorang penyelam sirkus yang melompat dari ketinggian 50 kaki. Para peserta didik bekerja sama dengan seorang partner untuk memberi tinjauan dan menentukan pertanyaan. (conntoh: kettika energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Apa perbedaan mendasar antara energi kinetik dengan energi potensial?)
3.      Berkumpul lagi di kelas, dan jawab pertanyaan peserta didik dengantangkas. Anda mengajar dengan jawaban anda terhadap pertanyaan peserta daripada melalui sebuah “preset lesson” atau jika anda ingin, dengarlah seluruh pertanyaan dan kemudian ajarkan sebuah “persed lesson”, buatlah usaha khusus untuk merespon pertanyaan yang diajukan peserta.
VARIASI
1.      Jika anda rasa bahwa peserta didik. Anda tidak ingin mencoba mamahami seluruh materi mereka sendiri, berikan informasi yang mengorientasikan mereka atau beri mereka pengetahuan dasar yang mereka butuhkan agar dapat menjawab pertanyaan mereka sendiri. Kemudian didahului dengan beberapa kelompok belajar.
2.      Mulailah prosedur dengan belajar sendiri daripada belajar dengan teman
Strategi 42:
Planted Question (Pertanyaan Rekayasa)
Teknik ini memungkinkan anda untuk memberikan informasi sebagai jawaban atas pertanyaan yang pernah diberikan kepada peserta didik yang dipilih. Meskipun anda sebenarnya memberikan pelajaran yang telah disiapkan denagn baik, hal ini memberikan kesan bagi peserta didik lain bahwa anda hanya mengerjakan satu sesi tanya jawab.
PROSEDUR
1.      Pilihlah beberapa pertanyaan yang akan memadu pelajaran anda. Tulislah tiga sampai enam pertanyaan dan susunlah secara logis
2.      Tulis masing-masing pertanyaan pada kartu indeks, dan tulis isyarat yang akan anda gunakan untuk mengisyaratkan anda bahwa pertanyaan disampaikan. Isyarat-isyarat yang bisa digunakan termasuk:
a.       Penggarukan hidung anda
b.      Meletakkan kaca mata anda
c.       Gerakan jari anda
d.      Menguap
Kartu tersebut bisa bebentuk seperti ini:
JANGAN TUNJUKKAN KARTU INI KEPADA SIAPAPUN
Saat istirahat kita selesai, saya melanjutkan diskusi tentang “apa kecerdasan merupakan warisan?” kemudian bertanyalah jika memang ada pertanyaan. Pada saat saya menggaruk hidung saya, angkat tangan anda dan tanyakan pertanyaan berikut:
Adakah kecerdasan yang lebih dari satu jenis?
Jangan membaca pertanyaan tersebut terlalu keras. Hafalkan dan ucapkan dalam bahasa anda sendiri.

3.      Sebelum dimulai, pilihlah pesrta didik yang kana bertanya. Berilah masing-masing sebuah kartu, dan jelaskan isyaratnya. Yakinlah mereka tidak membeberkan kepada peserta lain bahwa mereka dipersiapkan sebagai penanya.
4.      Bukalah sesi tanya-jawab dengan menjelaskan topik dan berikan isyarat pertama anda. Panggillah penanya pertama dan jawab, lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan lain.
5.      Sekarang, lontarkan pertanyaan baru kepada peserta. Anda harus melihat beberapa pesreta didik yang mengangkat tangan.
VARIASI
1.      Jawab harus telah dicantumkan pada beberapa flip chart, diatas tranparansi, atau selebaran yang anda tunjukkan masing-masing telah dijawab. Beri jawaban pada setiap pertanyaan.
2.      Berikan pertanyaan yang telah disiapkan kepada seluruh peserta didik yang tidak tertarik.

KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK



KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

Makalah ini disusun demi memenuhi tugas mata kuliah hadis tarbawi
Dosen pengampu: Wahidin, M.pd


Disusun oleh kelompok 5:
Ana bi’aunika 111-13-048
Lu’luatul qulubiyah 111-13-053
Shinta yuniati 111-13-052

Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK)
Institute agam islam negeri (IAIN) salatiga


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk sifat dan karakter manusia menjadi insan kamil. Dengan pendidikan entah itu dalam keluarga, sekolah, ataupun lingkungan sekitar, manusia dapat terbuka fikirannya bahwa apa-apa yang ada dialam semesta ini terdapat banyak sekali ilmu. Dari mulai yang ada di dalam diri manusia itu sendiri hingga luar angkasa yang sulit dijangkau oleh panca indra dan pada akhirnya berfikir bahwa alam semesta adalah pemilik sang pencipta dan Dialah yang mengatur segalanya. Oleh karena itu kehidupan manusia yang disandingkan dengan dunia dan seisinya ini tidak melulu digunakan untuk kesenangan-kesenangan belaka, melainkan harus mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan untuk menuju kehidupan yang dirahmatiNya.
Aturan-aturan itu salah satunya tentang pendidikan anak yang harus diperhatikan karena pendidikan pada masa kanak-kanaklah yang akan berpengaruh pada karakter anak itu ketika telah dewasa nanti.  Pendidikan terhadap anak  tidak hanya dilakukan ketika mereka masih kecil. Tapi, dilakukan sejak dalam kandungan sampai ia tumbuh dewasa. Oleh karena itu, penulis akan menguraikan beberapa hadist terkait pendidikan anak.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja kewajiban orang tua terhadap anak?
2.      A
3.      Bagaimana kepemimpinan dalam suatu rumah tangga?
4.      Seberapa jauh tanggung jawab orang tua dalam pendidikan shalat anaknya?





BAB II PEMBAHASAN

A.       KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
حق الولد على والده ان يحسن اسمه ويحسن موضعه ويحسن ادبه (رواه البيهقى)
“Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik,  memberi tempat tinggal yang baik, dan mengajari sopan santun.” (HR Imam Bukhari)
Ada beberapa akhlak dalam menyambut kelahiran anak. Di antaranya:
Pertama, membacakan adzan dan iqamah di telinga bayi. Menurut ilmu kedokteran, jabang bayi yang baru dilahirkan sebenarnya sudah bisa mendengar. Jadi, sangat patut bila kalimat pertama yang didengarnya adalah seruan Yang Mahaagung.kalimat yang mengandung persaksian Allah dan kerasulan Muhammad saw.  Menurut sebuah riwayat, azan sekaligus berfungsi untuk mengusir setan yang memang menanti-nanti kelahiran sang bayi.
Kedua, melakukan tahnik, yaitu menggosok langit-langit bayi dengan kurma. Hal yang lebih utama, tahnik hendaklah dilakukan oleh seseorang yang mempunyai sifat takwa dan saleh, ini merupakan upaya agar anak di kemudian hari menjadi saleh.
Banyak manfaat yang terkandung dalam ritual tahnik. Salah satunya adalah untuk menguatkan mulut bayi supaya lebih mampu menghisap susu ibunya.
Ketiga, memberinya nama yang baik. Memberikan nama yang kepada anak merupakan tuntutan Islam. Nama bukan tidak penting, ia mengandung unsur doa, harapan, dan sekaligus pendidikan. Rasulullah saw.sendiri mempunyai nama yang sangat bagus, yaitu Muhammad (yang terpuji).
Nama juga dapat mempengaruhi psikologi anak dalam kehidupannya. Jika ia diberi nama Saleh, umpamanya, maka ia akan terbebani bila tidak menjalankan perbuatan yang saleh. Dengan kata lain, nama setidak-tidaknya menjadi benteng bagi sang anak dalam mengarungi samudera kehidupan.
Keempat,

B.       BERDAKWAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ :جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي أُبْدِعَ بِي فَاحْمِلْنِي فَقَالَ مَا عِنْدِي فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا أَدُلُّهُ عَلَى مَنْ يَحْمِلُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Dari Abu Mas'ud Al Anshari dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, jalan kami telah terputus karena hewan tungganganku telah mati, oleh karena itu bawalah saya dengan hewan tunggangan yang lain." Maka beliau bersabda: "Saya tidak memiliki (hewan tunggangan yang lain)." Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berkata, "Wahai Rasulullah, saya dapat menunjukkan seseorang yang dapat membawanya (memperoleh penggantinya)." Maka beliau bersabda: "Barangsiapa dapat menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya." (HR Muslim - 3509)

C.       SETIAP KEPALA KELUARGA ADALAH PEMIMPIN
Seorang muslim melaksanakan tanggung jawab yang besar kepada anak-anak yang mereka lahirkan sebagaimana yang disebutkan nabi:
وعن ابن عمر رضى عنهما قال : سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول : كلكم راع وكلكم مسىؤل عن رعيته, الامام راع ومسئول عن رعيته, والرجل راع في اهله ومسئول عن رعيته, والمرأة رعية في بيت زوجها ومسئول عن رعيتها, والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته, فكلكم راع ومسئول عن رعيته .(متفق عليه)
Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Setiap imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas umatnya. Setiap lelaki adalah pemimpin bagi istrinya, seorang perempuan adalah pemimpin di rumah suami dan bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba bertanggung jawab atas kesselamatan harta tuannnya. Setiap orang adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinya”. (muttafaq ‘alaih)
Islam menempatkan suatu beban tanggung jawab pada pundak setaip orang, dimana tak seorangpun bebas dari padanya. Diatas semuanya, orang tua bertanggung jawab memberikan kepada anak-anak suatu pendidikan dan ajaran islam uang tegas, yang didasarkan atas karakteristik yang mulia sebagaimana disebutkan nabi, bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.[1]
D.       PENDIDIKAN SHALAT TERHADAP ANAK USIA 7 TAHUN
Sesungguhnya anak merupakan amanah yang Allah berikan kepada orangtua. Sudah menjadi suatu keharusan bagi orang tua untuk mengajarakan dan mendidik anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Salah satunya adalah dengan mengajari anak-anaknya sholat sedini mungkin atau sejak berusia tujuh tahun. Hal itu dimaksudkan agar ketika anak itu sudah mencapai usia baligh dapat menunaikan salah satu kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat dengan baik. Dan apabila ia tetap meninggal sholat ketika sudah berusia 10 tahun, maka orangtua diperbolehkan untuk memukulnya (memberi pelajaran).  Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah :
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ (أخرجه ابوداود في كتاب الصلاة)
Dari ‘Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!”. (HR.Abu Daud dalam kitab sholat)”.
Dalam hadist tersebut Rasulullaah SAW menggabungkan  antara perintah menunaikan shalat dengan memisahkan tempat tidur anak  semenjak usia kanak-kanak, dengan tujuan untuk mentarbiyah mereka, menjaga semua perintah Allaah SWT dan mendidik mereka serta bergaul dengan baik dengan sesama manusia. Dan agar mereka tidak berada pada tempat-tempat yang mencurigakan dan membuat orang menuduh mereka serta menjauhi hal-hal yang haram.
Memisahkan tempat tidur anak bisa memberi bimbingan yang luar biasa dalam menanamkan adab dan akhlak jiwa dan raga pada kaum muda. Demikian itu karena usia 10 tahun merupakan usia seorang anak memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui, merasakan, dan melakukan seperti halnya orang dewasa. Di sinilah pentingnya menerapkan tarbiyah ini dan tidak boleh mengabaikannya.










BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Selain uraian diatas kewajiaban orang tua terhadap anaknya antara lain:
1.      Memilihkan istri/suami yang baik minimalnya harus memenuhi 4 syarat yaitu: rupawan, hartawan, bangsawan dan taat beragama. Dan yang di sebutkan terakhir adalah yang utama dari keempat syarat yang telah disebutkan (H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
2.      Berlindung kepada Allah sebelum melangsungkan acara jimak, karena tanpa membaca “Bismillahi Allahumma Jannibnasy syaithaana Wajannibisy  syaithaana mimmaa razaqtana” setan akan ikut menjimaki sang istri. ( H.R Bukhari dan Muslim dari Ibni Abbas).
3.      Mengazdankan/mengkomatkan pada telinga kanan/kiri bayi, langsung setelah lahir dan dimandikan (H.R Bukhari dan Muslim dari Asma binti Abu Bakar).
4.      Menyembelih aqiqah, karena Rasulullah Saw, Bersabda: Anak-anak yang baru lahir  sebaiknya di aqiqah, sebaiknya aqiqah disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran dan pada hari itu juga di cukur rambut serta di beri nama (H.R Bukhari dan Muslim dari Sulaiman bin Amir).
5.      Melakukan penyunatan, Hukum penyunatan adalah wajib bagi anak laki-laki dan kemuliaan bagi anak perempuan. (H.R Ahmad dan Baihaqi dari Syaddad bin Aus).
6.      Menyediakan pengasuh, pendidik/guru yang baik, kuat beragama dan berakhlak mulia, kalau orang tuannya kurang  mampu.akan tetapi yang terutama bagi yang mampu adalah orang tuannya, di samping guru di sekolah dan ustadz di pengajian.
7.      Mengajarnya membaca dan memahami Al-Qur’an, memberikan pendidikan jasmani. (H.R Baihaqi dari Ibnu Umar).
8.      Memberikan makanan yang halal untuk anaknya.Rasulullah Saw. Pernah mengajarkan sejumlah anak untuk berpesan kepada orang tuanya dikala keluar mencari nafkah “selamat jalan ayah, Jangan sekali-kali engkau membawa pulang kecuali yang halal dan tayyib saja,” kami mampu bersabar dari kelaparan, tetapi tidak mampu menahan azab Allah Swt. (H.R Thabraani dalam Al-Ausaath).
9.      Membiasakan berakhlak Islami dalam bersikap, berbicara, dan bertingkah laku, sehingga  semua kelakuanya menjadi terpuji menurut islam. (H.R Turmudzi dari Jabir bin Samrah).
10.  Menanamkan  etika malu pada tempatnya dan membiasakan  minta izin keluar/masuk rumah, terutama ke kamar orang tuanya, teristimewa lagi saat-saat zairah dan selepas shalat isya’. (Al-qur’an surat An-nur : 56).
11.  Berlaku kontuitas dalam mendidik, membimbing dan membina mereka. Demikian juga dalam penyandangan dana dalam batas kemampuan,sehingga sanh anak mampu berdikari.(H.R Abu Daud bari abu Qalaabah).
12.  Berlaku adil dalam memberi perhatian,wasyiat,biaya dan cinta kasih kepada mereka.

DAFTAR PUSTAKA



[1] Dr. Muhammad Ali al-Hasyimi, Muslim Ideal: Pribadi Islami dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2003, 129.

KARUNIA ITU BERNAMA AKAL YANG KREATIF

A.     PENDAHULUAN Pola berfikir manusia bermacam-macam. Ada yang biasa berfikir kreatif dan konstruktif, dan ada ju...