Kata kunci:
“konsep dasar teori Rogers”
·
Potensi
·
terapis-klien
·
individu
·
self
·
self consept
|
·
ideal self
·
perasaan / pikiran
·
simpati
·
realita
·
persepsi
|
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan
terapi klinis yang berpusat pada klien. Kemudian Rogers menyusun
teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis atau psikoterapis selama
bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada
hakikatnya berbeda. Pada sebelumnya, orientasi hubungan dalam dunia psikologi
dan kedokteran disebut dengan dokter-pasien dan terapis-klien.
Pada dasarnya Rogers menganggap bahwa manusia itu baik dan sehat.
Pribadi manusia normal punya potensi untuk tumbuh dan berkembang.
Sedangkan ungkapan kata klien seolah mencerminkan bahwa pasien atau seseorang
yang tidak berdaya, lemah dan memerlukan pertolongan. Sehingga konsep klien
diganti menjadi person yaitu pada kondisi ideal psikologis individu.
Sehingga dengan kata lain teori Rogers ini memandang kesehatan
mental sebagai proses perkembangan hidup ilmiah. Sedangkan penyakit jiwa,
kejahatan dan persoalan kemanusiaan yang lainnya dipandang Rogers sebagai
penyimpangan kecenderungan alamiah.
Konsep penting dalam teori Carl Rogers yaitu tentang self, self
consept dan ideal self. Self meliputi tentang semua ide, anggapan atau
persepsi orang dan pembelajaran dari pengalaman. Sedangkan self consept
adalah konsep mengenai persepsi individu terhadap diri mereka sendiri. Persepsi
yang tidak sesuai dengan keadaan asli atau realita dapat menghambat
proses interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang berada di lingkungan
kehidupannya. Self consept yang lebih tinggi akan membuat seseorang lebih
percaya diri dan sebaliknya. ideal self adalah kondisi yang diinginkan
individu, namun sulit diraih karena mayoritas manusia mempunyai ideal konsep
yang sempurna.
Untuk sukses mencapai keadaan tersebut harus dipahami terlebih
dahulu mengenai kerangka acuan internal dengan cara merefleksikan perasaan atau
kehidupan batin dan pemikiran-pemikiran seseorang agar semakin memahami dirinya
sendiri. Pendekatannya meliputi: pandangan positif, tidak mengevaluasi,
mendengarkan keluhan dengan penuh simpati, dan menjadi reflective mind.
Terapis seolah adalah
teman yang menjadi pendengar yang baik. Tidak serta-merta mengarahkan dan
memberi nasehat, tetapi menunjukkan minat (fokus) dan menerima apapun yang
diungkapkan seorang klien terlebih dahulu, sehingga akan ada perasaan simpati diantara
keduanya. Baru kemudian terapis mengklarifikasikan perasaan dan pemikiran
klien.
Implementasi nyata teori Rogers dalam dunia pendidikan, bahwa guru
memegang peran penting sebagai penganggung jawab dalam memotivasi siswa agar
meraih kesuksesan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kesuksesan belajar akan
tampak berguna jika seorang siswa tidak hanya cerdas kompetensi namun juga
berguna atau mampu berinteraksi dengan lingkungannya, yang disesuaikan dengan
kondisi pribadinya. Aktifitas belajar yang kondusif disesuaikan dengan minat
siswa.
Guru juga bertanggung jawab sebagai fasilitator, bukan sebagai
aktor utama, sehingga siswa bisa merasa nyaman atau lebih bebas untuk berperan
aktif dalam mengungkapkan dan mengembangkan emosi, intelektual, dan motoriknya.
Agar lebih cerdas dan kreatif dalam meghadapi persoalan.
Konsep teori Rogers ini juga tepat jika digunakan dalam metode bimbingan
konseling. Misalnya digunakan sebagai strategi dalam berinteraksi dengan remaja-remaja
yang mayoritas mereka mempunyai problem kenakalan atau konflik, tindakan dan
perilaku yang menyimpang dari norma, anggapan khas negatif yang didapat dari
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Hal ini sebaiknya diatasi dengan
penerima mereka dengan perasaan simpati tanpa syarat, memberi ruang dalam
keterbukaan dan kejujuran. Karena remaja memang masa untuk mencari jati diri
atau identitas diri, dan mereka sangat mudah terpengaruh.
Kegiatan belajar harusnya tidak hanya menekankan di segi kognitif saja
tapi juga pada pengalaman belajar secara langsung sehingga siswa dapat terlibat
secara emosional.
Siswa diberikan motivasi belajar, memberikan mereka pegalaman
belajar maksimal, menghargai proses, bersedia membuka diri terhadap pengalaman.
Guru membina kepercayaan, mendorong agar mereka lebih aktif dan ekspresif.
Menjadi narasumber yang baik berperan aktif agar mampu mengetahui kekurangan
dan kelemahan tiap individu. Memahami setiap pesan emosional mereka sehingga
siswa menjadi semakin mandiri.
Contoh penerapannya, misalnya memberi kebebasan siswa memilih
simulasi dan metode pengajaran, memberi kontrak belajar yang disepakati guru
dengan siswa, merangsang mereka dengan latihan-latihan dan penemuan-penemuan
yang relevan, arah pengajaran yang jelas dan sesuai prosedur, juga meningkatkan
sensitivitas atau kepekaan siswa terhadap diri mereka juga terhadap orang lain.
Dengan
difasilitasi guru yang profesional secara akademik dan memiliki kecakapan
psikologis dan mampu menerapkan teori rogers ini akan membuat siswa menjadi
lebih aktif dan memupuk rasa percaya diri, sehingga potensi dalam diri siswa
dapat terkatualisasikan dengan baik.